Innalillahi, Kisah Nafisa Zahra, Bayi 9 Bulan Yang Wajahnya Membengkak, Ini Penyebabnya

Posting Komentar


 Innalillahi, Kisah Nafisa Zahra, Bayi 9 Bulan Yang Wajahnya Membengkak, Ini Penyebabnya

Nasib Nafisa Zahra, bayi asal Babelan Bekasi ini sungguh malang. Baru berusia 9 bulan ia sudah merasakan keganasan Kanker Pembuluh Darah. Di kedua pipinya tumbuh dua benjolan besar seukuran kepalan tangan orang dewasa, yang membuatnya tidak bisa menggerakkan kepalanya dengan bebas.


Kanker ini sangat mengkhawatirkan dan harus segera dioperasi, namun ahli bedah tidak berani mengambil tindakan karena Zahra tidak memiliki berat badan yang cukup. Zahra harus menambah berat badannya dengan mengonsumsi susu spesial yang harganya sangat mahal. Sedangkan Arifin, ayah Zahra hanya seorang buruh di sebuah toko roti dengan gaji pas-pasan.


Tubuh Zahra terbaring lemah di gendongan ibunya, di sebuah rumah sederhana di kawasan Babelan Bekasi. Wajah bayi berusia 9 bulan ini sangat cantik, mungil dan menggemaskan. Namun sayangnya ia tidak terlihat seperti bayi normal pada umumnya, karena dua tonjolan besar tumbuh di kedua pipi kanan dan kirinya. Dua gumpalan sebesar kepalan tangan orang dewasa itu membuat Zahra tidak bisa menggerakkan kepalanya dengan bebas.


Menurut dokter spesialis, benjolan besar di pipi Zahra karena dia mengidap kanker pembuluh darah. Jika tidak segera dioperasi, benjolan tersebut akan terus membesar.


Tak hanya menderita kanker pembuluh darah, Zahra juga memiliki kelainan pada tulang dada yang tidak sempurna. Di dadanya seperti lubang yang ditutupi kulit tanpa tulang. Saat bernafas, kulit Zahra terlihat seperti sedang naik turun seperti balon. Apalagi saat ia menangis, dadanya sesak sehingga perlu diatur posisi yang tepat agar ia bisa bernapas lega.


Bayi pertama dari pasangan Triyandi Arifin dan Aisyah Melisa lahir melalui operasi caesar di Rumah Sakit THB Bekasi pada Selasa (24/4/2018). Saat lahir, dokter rumah sakit sudah memberi tahu Zahra bahwa ada kelainan pada bayi Zahra. Namun karena keterbatasan alat kesehatan, Zahra dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.


Zahra dilarikan ke RSCM dan langsung menjalani perawatan intensif. Setelah sepuluh hari menjalani perawatan medis, Zahra dinyatakan lebih baik dan diperbolehkan pulang.


Namun, ketika ia berusia dua bulan, orang tua Zahra kembali memperhatikan ada yang aneh pada tubuh Zahra, yakni tumbuhnya benjolan kecil di pipinya. Awalnya Arifin mengira itu hanya benjolan biasa. Namun, setelah diperiksa di RS Anna Medika Bekasi, hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan bayi Zahra positif mengidap kanker pembuluh darah (hemangioma multiple).


Tak heran jika Arifin dan istrinya disambar petir di siang bolong saat mendengar vonis dokter terkait penyakit yang diderita putri satu-satunya itu. Namun mereka berusaha untuk ikhlas dan murah hati atas ujian yang mereka terima. Tidak ada jalan lain, hanya berusaha dan berharap kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar bayinya sembuh.


Untuk pengobatan, Zahra juga dijadwalkan rutin, sebulan sekali harus periksa ke rumah sakit. Namun, hingga berita ini ditulis, Zahra sudah terkendali selama 7 bulan namun kondisinya tidak membaik dan benjolan di kedua pipinya semakin membesar.


Apapun hasil usahanya, ayah dan ibu Zahra tidak pernah menyerah. Mereka selalu berusaha tepat waktu untuk kontrol obat. Sesulit apapun situasinya, kapanpun jadwalnya untuk masa depan buah hatinya.


Menurut ahli bedah, Zahra harus segera menjalani operasi. Namun, operasi tidak bisa dilakukan saat ini karena berat badan Zahra tidak mencukupi. Berat badan minimal 10 kilogram saat akan menjalani operasi. Saat ini berat badan Zahra hanya 6,5 ​​kilogram.


Untuk menambah berat badan, Zahra harus mengonsumsi susu khusus yang harganya sangat mahal. Kebutuhan susu saja untuk satu bulan menghabiskan biaya sekitar dua juta rupiah. Sedangkan Arifin, ayah Zahra hanya seorang buruh di sebuah toko roti dengan gaji pas-pasan. Sangat sulit baginya untuk mendapatkan uang sebanyak itu, terutama untuk kebutuhan operasi putranya di rumah sakit yang lebih lengkap.

Related Posts

Posting Komentar