Meninggal Saat mengumandangkan adzan, suara Tgk Nurdin berhenti di Lafadz Hayya Alash Shalaah
Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali kali tidak akan dapat dikalahkan”. (QS Al Waqi’ah : 60).
Ayat tersebut menegaskan bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu dan tidak ada yang mampu mengalahkan kekuasaan-Nya, termasuk tentang kematian. Allah menentukan kapan dan di mana hamba-Nya akan kembali kepada-Nya.
Tak disangka, saat azan Subuh Selasa waktu itu merupakan azan terakhir Tgk Nurdin (50). Dia menghembuskan nafas terakhir setelah melafalkan hayya 'alash shalaah kedua (mari kita sholat).
Tgk Nurdin merupakan warga Gampong Pisang, Kecamatan Labuhanhaji, Kabupaten Aceh Selatan. Dia telah menjadi muadzin selama 30 tahun di Masjid At-Taqwa, Gampong Pisang. Kabar meninggalnya Tgk Nurdin saat adzan subuh langsung viral di media sosial. Dalam foto yang beredar luas, jenazah Tgk Nurdin terlihat dikerumuni jamaah shalat Subuh.
Di bawah foto tersebut adalah keterangan: Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, telah meninggal dunia kepada Rahmatullah, Muazin terbaik Masjid At-Taqwa, Kampung Pisang. Meninggal saat adzan Subuh berakhir pada kalimat kedua hayya 'alash shalaah. Almarhum telah bertugas sebagai muezin selama kurang lebih 30 tahun di Masjid At-Taqwa di Kampung Pisang. Semoga Husnul Khatimah, Amin.
Warga yang bernama hijrah membenarkannya. "Benar, dia menghembuskan nafas terakhir saat adzan subuh," ucapnya.
Menurut Hijrah, warga sekitar merasa sangat kehilangan Tgk Nurdin, karena sosok almarhum yang dikenal ramah ini menjadi muadzin tetap di Masjid At-Taqwa Gampong Pisang. “Jadi kami merasa sangat kehilangan. Semoga almarhum mendapat tempat yang layak di sisi Allah SWT,” tandasnya.
Tgk Nurdin sendiri saat dituturkan Hijrah, saat ini kondisinya sedang kurang sehat. Dia sedang dalam proses perawatan rawat jalan. Saat subuh kemarin Tgk Nurdin sengaja diminta mengumandangkan adzan, karena akan ke Medan untuk berobat.
“Sesuai keterangan bapak mertua saya, tadi pagi dia minta adzan karena mau berobat ke Medan. Ternyata Allah punya keinginan yang berbeda,” ujarnya.
Informasi yang diperoleh, Tgk Nurdin kelahiran 3 April 1953 di Desa Pisang ini tercatat sebagai warga Pulo Ie, Kecamatan Labuhanhaji, Kabupaten Aceh Selatan. Dia adalah suami dari Nursiah. Almarhum meninggalkan lima orang anak yaitu Naswad, Suardi, Umraiti, Muktar dan Suriati.
Hal senada juga diungkapkan Camat Labuhanhaji, Gusmawi Mustafa SE. Ia mengatakan, masyarakat Gampong Pisang merasa sangat kehilangan dengan meninggalnya almarhum Tgk Nurdin. Karena di desa, Tgk Nurdin menjadi panutan.
“Suasana rumah duka ramai dengan orang yang berduka. Dia panutan dan istiqamah. Alhamdulillah meninggal dalam kemuliaan. Semoga almarhum mendapatkan tempat yang layak di sisi Allah SWT,” ujar Camat Labuhanhaji. .
Menurut Camat Gusmawi, informasi meninggalnya Tgk Nurdin saat adzan subuh tersebar luas di media sosial. Bersamaan dengan kabar duka tersebut, ribuan warga mendatangi rumah duka untuk berdo, ucapnya.
Posting Komentar
Posting Komentar