Geger Warga Sragen Robohkan Masjid, Ibadah Ramadhan Terpaksa Numpang Rumah Warga, Ternyata Ini Penyebabnya


 Geger Warga Sragen Robohkan Masjid, Ibadah Ramadhan Terpaksa Numpang Rumah Warga, Ternyata Ini Penyebabnya


Kasus pembongkaran masjid di Dusun Kowang, Desa Ngargotirtyo, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen menjadi perbincangan publik.


Diketahui, pembongkaran masjid dilakukan setelah warga mendapat iming-iming dari seseorang dari Jakarta yang akan membangunnya kembali dengan biaya Rp. 1.3 milyar.


Namun, belakangan diketahui perkembangan tersebut belum terealisasi. Bahkan dua sosok misterius yang datang ke warga hanya memberikan Rp. 10 juta.


Kepala Desa (Kades) Ngargotirto, Sumadi membenarkan bahwa perantara itu memang warga setempat. Tapi dari donatur di luar desa dan tidak ada yang tahu.


Dia menjelaskan dari berita bahwa donatur masih ingin menjual tanah di Jakarta.


“Ceritanya masih menunggu penjualan tanah di Jakarta. Tapi sekarang belum laku,” kata Kades Sumadi, Selasa (5/4/2022).


Kemudian untuk kegiatan ibadah di bulan Ramadhan ini, warga terpaksa menggunakan rumah warga untuk melakukan kegiatan keagamaan.


“Untuk sementara kegiatan seperti salat tarawih menggunakan rumah warga,” jelasnya.


Ketua Pembangunan Masjid Agus Pudiyono mengatakan, awalnya warga hanya ingin merenovasi masjid agar lebih representatif.


Mengingat ada beberapa kerusakan yang harus segera diperbaiki agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari..


“Saat ada ide renovasi, ada orang yang mengaku dekat dengan seorang dermawan dari Jakarta, berjanji akan membangun masjid secara utuh,” kata Agus.


Agus menjelaskan, kedua orang tersebut kemudian mengusulkan agar masjid desa dirobohkan untuk diganti dengan bangunan baru.


Tak hanya itu, dua sosok misterius tersebut juga mengatakan biaya pembangunan masjid akan ditanggung sepenuhnya.


"Takmir dan warga yakin akan dibangun masjid baru di tempat itu. Dana yang dibutuhkan warga untuk pembangunan masjid akan ditanggung," ujarnya.


Karena warga percaya, masjid itu akhirnya dirobohkan. Warga semakin yakin ketika perantara mendesak segera rencana anggaran biaya (RAB) dan desain masjid yang diinginkan warga. Akhirnya RAB dibuat mencapai Rp. 1.3 milyar.


Usai mesjid diruntuhkan, warga menanyakan janji dana dari dermawan. Namun tidak ada jawaban dari orang tersebut dan hanya bisa memberikan Rp. 10 juta. Warga sangat terpukul karena dana yang dijanjikan tidak bisa diserahkan, sedangkan masjid sudah terlanjur dirobohkan.


“Saat warga kebingungan, saya ditunjuk sebagai ketua pembangunan kembali masjid desa. Saya sendiri juga bingung, bagaimana bisa membangun kembali masjid tanpa dana yang memadai,” ujarnya.

Related Posts

Posting Komentar