Innalillahi, Detik-Detik Paskibraka Asal Jambi Meninggal Sebelum Sempat Kibarkan Merah Putih, Keluarga Sebut Anak Kebanggaan

Posting Komentar


 Innalillahi, Detik-Detik Paskibraka Asal Jambi Meninggal Sebelum Sempat Kibarkan Merah Putih, Keluarga Sebut Anak Kebanggaan


Seorang mahasiswa yang terpilih menjadi Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) Provinsi Jambi meninggal dunia.

Dia meninggal sebelum mimpinya menjadi pengibar bendera menjadi kenyataan di Kantor Gubernur Jambi.


Namun, siswa asal Kerinci ini menjadi kebanggaan orang tuanya.

Menurut orang tua korban, mereka sudah ikhlas dengan kepergian anak kesayangan mereka.


Keluarga ikhlas merelakan Desta Venny Rahayu yang gugur membela negara dan membanggakan kedua orang tua.


Desta meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher, Minggu (8/8/2021), akibat pecahnya pembuluh darah di kepala.


Hal ini diduga dialami karena terlalu padatnya agenda di pusat pelatihan pasukan pengibar bendera (Paskibra).


"Keluarga kami ikhlas dengan kepergian Desta. Adik saya pergi setelah memberikan kebanggaan kepada orang tuanya dan meninggal saat membela negara," kata kakak perempuan Desta Rangga Prasetya, melalui telepon, Rabu (11/8/2021).


Dikatakannya, Desta mengalami nyeri, yakni pusing dan mual pada Sabtu sore dan sempat pingsan dua kali sebelum dilarikan ke rumah sakit.


Mendengar kabar Desta dilarikan ke rumah sakit, Rangga dan ayahnya langsung berangkat dari Kerinci menuju Jambi, sekitar pukul 09.30 WIB.


Namun dalam perjalanan, di Merangin, mereka mendapat kabar bahwa Desta telah meninggal.

Rangga pun meninggalkan ayahnya di Merangin, karena kondisinya yang sangat memprihatinkan dan menunggu undangan dari Kerinci.


Sementara itu, Rangga melanjutkan perjalanannya untuk menjemput jenazah adiknya di rumah sakit. Sesampai dari rumah sakit, Rangga menjelaskan penyebab kematian adiknya.


"Manajer rumah sakit yang langsung mengatakan bahwa Desta mengalami pecah pembuluh darah di kepalanya, karena kelelahan," kata Rangga dengan suara gemetar.


Menurut Rangga, Desta terlalu semangat berlatih dan menginginkan hasil yang terbaik, sehingga menjadi kebanggaan orang tuanya.


Karena semangat Desta untuk berlatih, dia bahkan mengabaikan dirinya yang kelelahan.


Bahkan ketika pelatih Paskibraka ingin menghubungi keluarganya, karena Desta sakit, Desta sendiri yang menghentikannya.


"Dia tidak diizinkan oleh Dispora untuk menghubungi orang tuanya. Karena dia (Desta) takut, orang tuanya akan khawatir dan cemas," kata Rangga lagi.


Rangga mengatakan Desta tidak memiliki riwayat sakit. Hasil tes kesehatan dan tes Covid-19 sebagai syarat telah terpenuhi. Itu artinya dia dalam keadaan sehat.


Rangga mengatakan jenazah Desta dilepas oleh Gubernur Jambi, Al Haris ke Kerinci pada pukul 12.00 WIB.

Tiba di Kerinci sekitar pukul 22.30 WIB dan langsung sholat.


Tak butuh waktu lama, kata Rangga, jenazahnya disemayamkan di Desa Bedeng Dua, Kecamatan Kayuaro Barat pada pukul 00.00 WIB, didampingi Wakil Bupati Kerinci, Ami Taher.


Rangga menyampaikan dukungan dan apresiasi dari pemerintah yang telah menguatkan orang tua dan keluarga Desta.


"Kedatangan Bupati Kerinci Pak Adi Rozal membuat para orang tua kaget. Kami bangga, pengorbanan Desta untuk negara mendapat apresiasi dan simpati dari banyak orang," kata Rangga.


Sementara itu, Nanang dari Bagian Kemahasiswaan SMA Negeri 7 Kabupaten Kerinci mengatakan terakhir kali bertemu Desta saat berangkat ke sekolah pada Rabu (4/8/2021) untuk mengurus izin sekolah dan persyaratan administrasi Paskibraka.


"Dia berangkat ke sekolah dengan semangat dan wajah ceria. Berbeda dengan hari-hari biasa yang sepi," kata Kepala Bagian Kesiswaan SMA Negeri 7 Kabupaten Kerinci, Nanang melalui telepon.


Di mata Nanang, Desta adalah anak yang baik dan bersemangat, prestasi akademiknya cukup cemerlang.


Tidak hanya pandai secara akademis, Desta juga mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurikuler seperti seni, pencak selat dan karate.


Desta lolos seleksi sebagai Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) pada tahun 2020. Namun karena adanya pandemi, upacara bendera pada Hari Kemerdekaan tersebut dibatalkan.


Baru pada tahun 2021 ia terpilih kembali mewakili SMA Negeri 7 Kerinci, ke tingkat provinsi.


“Desta berambisi lolos Paskibraka tingkat provinsi, karena ingin mengukir sejarah dan membanggakan orang tua dan sekolah,” jelas Nanang.


Menurut Nanang, selama sekolah ini berdiri puluhan tahun lalu, hanya Desta, sebagai perempuan pertama yang menjadi Paskibraka di tingkat provinsi.


“Sudah banyak siswa laki-laki dari SMA 7 Kerinci yang berhasil mengikuti Paskibraka provinsi. Tapi untuk perempuan, hanya Desta satu. Jadi dia membuat sejarah,” kata Nanang.


Pria yang memimpin doa jenazah Desta itu mengungkapkan, pihak sekolah akan memberikan penghargaan kepada Desta.


Perempuan yang lulus Paskibraka di tingkat provinsi ini benar-benar membuat bangga sekolah.


"Saya masih ingat ketika terakhir kali dia datang ke sekolah. Dia meminta doa kepada guru dan wajahnya sangat ceria," kenang Nanang.


Sebagai orang tua siswa di sekolah tersebut, Nanang juga menyampaikan terima kasih atas perhatian pemerintah yang telah memberikan bantuan dan santunan kepada keluarga Desta.

Related Posts

Posting Komentar