Potret Pengorbanan Ayah yang Jarang Kamu Sadari, Tapi Sangat Menyentuh

Posting Komentar


 Potret Pengorbanan Ayah yang Jarang Kamu Sadari, Tapi Sangat Menyentuh


Baru-baru ini sebuah foto menunjukkan seorang ayah mengayuh sepeda reyotnya untuk mengantar anaknya ke sekolah. Putrinya yang ditumpanginya pun tidak merasa malu meski hanya dikawal sepeda tua. Melihat foto tersebut membuat banyak netizen meneteskan air mata dan terharu dengan perjuangan dan pengorbanan sang ayah.


Itu hanyalah salah satu dari sekian banyak potret perjuangan dan pengorbanan seorang ayah kepada sang anak. Dia akan melakukan apa saja untuk anak dan istrinya. Meski terlihat sederhana, namun pengorbanan seorang ayah seperti ini tidak jarang Anda lihat bahkan rasakan sendiri.


1. Saat keinginanmu untuk kuliah begitu kuat, dia mendukungmu meski itu berarti harus bekerja dua kali lipat


Belajar jauh dari rumah tampaknya menjadi tantangan tersendiri. Apalagi perguruan tinggi ternama. Saya sangat ingin belajar disana, meskipun saya harus melakukan perjalanan jauh. Ketika Anda mengungkapkan keinginan itu, orang tua Anda setuju dan mendukung Anda. Tetapi banyak dari kita tidak menyadari satu hal. Bahwa terkadang tabungan pendidikan Anda tidak sebanyak itu. Tapi orang tuamu mengutamakan keinginanmu, meski itu berarti mereka harus bekerja lebih keras, menabung dua kali lipat, agar pendidikanmu bisa berjalan lancar di tanah perantauan.


2. Agar kamu tidak khawatir, ayah selalu mengatakan dia baik-baik saja, meskipun dia menyembunyikan penyakit


Sebagai kepala keluarga, ia ingin terlihat tegar di depan istri dan anak-anaknya. Aku tidak ingin membuat keluarganya khawatir tentang dia. Karena dia merasa memiliki tanggung jawab untuk membuat kehidupan keluarganya baik-baik saja. Meski terkadang harus berbohong. Ketika dia kesakitan, dia tidak ingin itu membuat Anda atau ibu Anda khawatir. Dia lebih suka menyembunyikannya dan mengatakan bahwa dia baik-baik saja. Bahkan jika dia melihat, dia hanya mengatakan rasa sakitnya ringan, besok akan baik-baik saja. Padahal mungkin dia menderita penyakit itu.


3. Diam-diam dia mencari pinjaman untuk memenuhi keinginanmu yang mau tak mau dia ingin mewujudkannya


Tidak semua dari kita seberuntung orang lain yang hanya meminta uang kapan saja dan apa saja akan segera diberikan. Sebagian orang tua kita harus berusaha dulu, bekerja keras, agar bisa memenuhi kebutuhan hidup. Di situlah letak keberuntungan kita. Memiliki seorang ayah yang ingin memastikan bahwa kebutuhan istri dan anak-anaknya terpenuhi. Bahkan ketika itu hanya keinginan Anda, bukan kebutuhan Anda. Agar tidak mengecewakan Anda, ayah diam-diam mencari pinjaman dan mengabaikan rasa malu atau gengsinya. Karena apa? Demi memenuhi keinginan yang terkadang Anda paksakan di luar kemampuan Anda.


4. Ayah lebih suka kamu memakai mantel saat hujan, meskipun dia harus basah kuyup di jalanan


Hari-hari sekolah, terutama saat momen penting seperti ujian, tak jarang para ayah lebih memperhatikanmu. Misalnya, selalu mengantar Anda untuk menjemput Anda agar tidak terlambat dan bisa fokus pada ujian. Beberapa dari mereka menggunakan mobil tetapi tidak sedikit yang menggunakan sepeda motor. Mereka berdua mengantarmu ke sekolah dengan selamat. Tapi masalahnya adalah saat hujan deras. Apalagi saat turun saat sedang dalam perjalanan. Agar anaknya tidak basah kuyup, ayahmu lebih memilih anaknya memakai jas hujan, meskipun ia mengendarai sepeda motor di tengah hujan lebat. Meski terlihat sederhana dan biasa saja, ini adalah bukti betapa ayah menempatkanmu di atas dirinya sendiri.


5. Masih memakai baju lusuh dan bolong supaya bisa beli baju baru yang up to date


Pernahkah Anda melakukan percakapan seperti itu dengan ayah Anda? Apakah Anda percaya seratus persen bahwa itulah alasan mengapa ayah Anda masih mengenakan pakaiannya yang lusuh? Itu semua bisa jadi karena dia lebih mementingkan pemenuhan kebutuhan Anda terlebih dahulu. Dia ingin putranya tampil dengan pakaian yang bagus dan baru. Melihat anaknya bahagia karena bisa membeli baju yang diinginkannya sudah cukup membuat ayahmu senang juga.


Meski pengorbanannya berbeda dengan ibuku, apa yang ayahku lakukan untuk keluarganya juga sangat besar. Hanya saja ayahku lebih pintar menutupi pengorbanannya. Atau mungkin karena kita menganggapnya biasa saja. Dengan semua pengorbanan, apakah kamu masih membuatku sedih atau bahkan menyakiti ayahku?

Related Posts

Posting Komentar