Kisah penyesalan seorang anak atas perlakuannya kepada ibunya yang telah mengorbankan matanya


 Kisah penyesalan seorang anak atas perlakuannya kepada ibunya yang telah mengorbankan matanya


Kisah ini merupakan kisah penyesalan seorang anak atas perlakuannya selama ini kepada ibunya yang benar-benar pahlawan dalam hidupnya. Bukan hanya pahlawan, mungkin, tapi sudah seperti bidadari dan ibu peri.


Gadis ini selalu membenci ibunya sejak kecil, karena ibunya hanya memiliki satu mata, sehingga tidak enak dipandang. Gadis itu merasa ibunya memalukan dan menurunkan reputasinya. Bahkan, teman-temannya juga mengolok-olok dia dan ibunya, yang membuatnya benci memiliki ibu dengan kondisi fisik yang tidak sempurna. 


Bahkan, gadis itu sempat melontarkan kata-kata yang tidak senonoh, yaitu "Kalau kamu ingin membuatku menjadi bahan tertawaan dan ejekan, kenapa tidak mati saja?!"


Tidak pernah mencintai ibunya, akhirnya gadis ini memutuskan untuk meninggalkan rumah, dan tidak lagi berhubungan dengan ibunya, jika mungkin selamanya. Gadis ini membangun kehidupan yang sempurna untuk dirinya sendiri. 


Suatu ketika, ibunya yang sangat merindukannya datang berkunjung, tetapi gadis ini langsung tidak menyukainya dan berteriak balik, "Beraninya kamu datang ke rumahku, pergi saja jika kamu hanya menakuti anak-anakku!!"


Tentu saja sebagai seorang ibu, hatimu pasti tercabik-cabik...


Hingga suatu hari, gadis ini menghadiri reuni SMP, dan iseng mengunjungi daerah tempat tinggalnya dulu. Ternyata, ibunya telah meninggal, dan dia menulis surat terakhir untuknya.


“Anakku sayang, ibu memikirkanmu sepanjang waktu. Maafkan ibu ketika ibu pergi ke rumahmu dan menakuti anak-anakmu. Maaf jika ibu mempermalukanmu di depan teman-temanmu dahulu. Semoga kamu mengerti bahwa ketika kamu masih kecil, kamu mengalami kecelakaan dan kehilangan satu mata, tetapi ibu tidak sanggup melihat anak ibu tumbuh dengan satu mata, jadi ibu memberi kamu satu mata. Ibu senang karena putri ibu akan menunjukkan seluruh dunia kepada ibu, dengan mata itu."


With Love,

IBU

Related Posts

Posting Komentar