Tim Wakaf Global ACT Aceh Melakukan Panen Perdana Kurma di Aceh Besar
Global Wakaf Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh melaksanakan panen perdana kurma di lahan wakaf kurma yang disumbangkan oleh dua petani kurma asal Aceh, Mahdi Muhammad dan Sukri di Lembah Barbatee, Gampong Ie Suum, Mesjid Raya, Aceh Besar. Tanah
Kepala Cabang Wakaf Global ACT Aceh, Zulfurqan mengatakan, ada 700 pohon kurma yang telah ditanam di lahan Wakaf Global ACT Aceh.
Luas lahan wakaf mencapai 6 hektar, dimana 3,6 hektar khusus diperuntukkan bagi pohon kurma dan sisanya untuk wakaf ternak.
Meski panen perdana belum kami jual, namun permintaan kurma, terutama kurma muda sudah mulai meningkat, katanya, di Aceh Besar, Minggu 2 Mei 2021 usai panen kurma.
Ia menjelaskan rata-rata umur pohon kurma di tanah wakaf ini masih berkisar 2-4 tahun.
Satu pohon kurma, rata-rata bisa menghasilkan 200-400 kilogram kurma dalam setahun.
Harga 1 kilogram dijual dengan harga Rp 300.000.
Hasil panen wakaf pohon kurma ini nantinya dapat digunakan untuk pendidikan dan perekonomian masyarakat sekitar kebun dan juga wilayah Aceh Besar.
Sebanyak 30 persen program di Aceh secara khusus dan Indonesia pada umumnya, 30 persen untuk program internasional, dan 40 persen untuk membantu keluarga pejuang dan wali Masjid Aqsa di Palestina.
Perkebunan Kurma Barbate ini merupakan salah satu wujud dari program wakaf produktif dalam ACT Aceh Global Wakaf.
“Kita harus semangat menggiatkan gerakan wakaf produktif, karena ini salah satu bentuk ibadah yang bisa mewujudkan kesejahteraan masyarakat,” terangnya.
Petani kurma Mahdi Muhammad mengatakan kurma merupakan salah satu pilihan dalam program wakaf produktif ini karena usia produktif satu pohon kurma bisa mencapai 100 tahun.
“Bayangkan dengan usia produktif yang panjang, aliran pahala dari sedekah kita melalui wakaf produktif pohon kurma ini bisa menjadi proyek yang langgeng dan manfaat yang diberikan terus menerus,” pungkasnya.
Posting Komentar
Posting Komentar