Dilanda Kelaparan, Masyarakat Ini Terpaksa Makan Belalang Hingga Lumpur
Kelaparan yang parah memaksa orang untuk makan belalang, kaktus, daun, dan lumpur di Madagaskar.
PBB memperingatkan bahwa kelaparan yang melanda Madagaskar adalah akibat dari perubahan iklim yang ekstrem, yang menyebabkan kekeringan berkepanjangan selama bertahun-tahun.
Situasi mengerikan di Madagaskar mendorong direktur eksekutif Program Pangan Dunia (WFP) David Beasley untuk berkunjung dan dia menggambarkan situasi negara itu sebagai "sesuatu yang Anda lihat di film horor".
Direktur regional WFP untuk Afrika Selatan, Lola Castro, yang menemani Beasley ke Madagaskar, menyebut krisis kelaparan di Madagaskar "sangat dramatis" dalam sebuah wawancara video dengan wartawan di markas besar PBB di New York.
Kemudian, dia memperingatkan, "Yang terburuk akan segera datang."
“Kami memiliki orang-orang di ambang kelaparan dan tidak ada konflik. Hanya ada perubahan iklim yang paling mempengaruhi mereka," kata Castro. seperti dilansir AFP, Jumat (25/6/2021).
Ia menambahkan bahwa "tindakan cepat" dari komunitas internasional "sangat dibutuhkan".
"Orang-orang ini tidak berkontribusi apa pun terhadap perubahan iklim dan mereka menanggung beban penuh dari perubahan iklim," katanya, mengutip Beasley.
WFP mengatakan Madagaskar, di lepas pantai tenggara Afrika, adalah "negara pertama di dunia yang mengalami kondisi seperti kelaparan sebagai akibat dari krisis iklim."
Situasi paling mengerikan di Madagaskar selatan. Lebih dari sebulan yang lalu, PBB memperingatkan bahwa lebih dari satu juta orang di selatan menghadapi "kerentanan pangan akut."
Sebagian besar penduduk Madagaskar selatan bergantung pada pertanian, peternakan dan perikanan. Produksi pangan turun drastis sejak 2019.
Sulit untuk memberikan bantuan kepada negara kepulauan itu dan wartawan mengatakan sulit untuk mengakses daerah-daerah yang paling parah dilanda kekeringan karena pembatasan terkait virus corona.
Badan-badan bantuan juga telah berjuang untuk menarik perhatian publik terhadap krisis yang dihadapi Madagaskar, ketika dana bantuan terbatas.
Posting Komentar
Posting Komentar